Kamu Yang Pernah Aku Perjuangkan

    




  Bagaimana jika percaya yang selama ini telah ada, perlahan terkikis dan tergerus oleh kecewa? Lalu aku berusaha menatanya lagi. Dengan sabar dan teliti, berusaha untuk percaya lagi. Namun, dengan santainya, layaknya ombak menghantam karang, mengikisnya tanpa rasa bersalah. Dan karang tetap disana, berdiri dengan kokoh menghadapi hantaman yang menyakitkan. Meski dia tau, dia akan hancur perlahan.

Kamu menghantamku jatuh kedasar jurang yang terdalam. Tapi aku bangkit, berdiri dan memanjat tebing jurang yang curam itu lagi. Berharap diatas sana kamu mengulurkan tangan menolongku. Menyesal atas semua yang telah kau perbuat padaku. Masih dengan harapan yang sama, bahwa keras hatimu bisa luluh oleh cinta yang setia. Aku percaya bahwa perjuangan tidak pernah sia-sia. Namun kini, semuanya bahkan sudah terasa sia-sia, bahkan terlalu sia-sia. Aku merasa bahwa semuanya hanya menyisakan pilu dihati. 
Setelah semua ini menghancurkanku bertubi-tubi, aku mulai berfikir untuk berhenti.

 Kini aku tidak percaya bahwa diri ini akan sanggup bertahan lebih lama lagi. Kepercayaan yang dulunya kokoh, kini perlahan roboh. Kepercayaanku pada diriku, juga kepercayaanku pada "cinta tak'an sia-sia" Semuanya hanyut bersamaan dengan ombak yang menderu, aku biarkan itu membawa pergi semua ingatanku mengenai dirimu. Aku menyerah Dan pada akhirnya, aku berhenti. Bagian tersulit yang harus aku lalui, bukan berjuang. Tapi merelakan, dan melepaskan..


Penulis : moudy artaka

Post a Comment

1 Comments